Untuk hawa, Sekali lagi mata meng-eling. Tertancap di keraguan yang kosong. Kala semua angin menderu menyentuh bising. Terabai sudah hari dengan waktu yang melorong. Lama kiranya aku duduk. Terpaku di kursi plastik. Beragam kata, tak jadi kupilih. Hanya untuk membuat surat cinta. Lalu bagaimana suara sampai, sementara angin enggan merambat. Iklan-iklan mengucap makar. Berita korupsi cuma sarapan alot saat pagi yang melarat. Ini jadi seperti parodi yang berkeliaran dengan liar. Memainkan skenario butut kemunafikan. Tapi tiada salah pada panggung ini. Kita semua berpasangan! Menjadi ketetapan yang tak bisa di bantah. Sudah kesepakatannya alam dengan tuhan. Apalagi yang bisa ku beri. Bukan surat cinta yang ku pesan. Bukan potret kemiskinan yang melanda negri. Atau penutup hijab untuk kecantikan. Aku hanya titip moral bangsa ini. Pada wanita-wanita yang membesarkan. Kerana se...
"Wildernes is not a luxury, but a necessary of the human spirit." - Edward Abbey -