Waktu cilik, selang klaksonmu menghela pagi.
Seperti
pengingat akan datang sebuah hari.
Ibu-ibu
yang telah bersolek keluar dengan cepat.
Membeli
roti gandum isi coklat hitam atau keju kuning.
Untuk
sarapan anak-anaknya setelah pulas di sarang.
Begitu
nikmat buatan tanganmu.
Itu
dulu.
Sekarang
makin pahit saja olahanmu.
Aku
berfikir.
Mungkin
kau butuh sarapan untuk anak-anak.
Yang
pulang kemarin senja.
Sedang
bahan-bahan biang rotimu hilang.
Atau
mungkin saja bos mu makin korup.
Tak
peduli rasa yang penting laku
Dan
kau kahirnya kejar setoran
Seperti
esok tak ada harapan.
Dan orang-orang telah lupa hakikat rasa.
Lambat
laun, sapa menyapa.
Ekonomi
merana dan buta.
Roti
gerobak cuma kisah yang menghamba pada sejarah.
Seperti
becak atau kereta kuda.