Langsung ke konten utama

Tukang Roti

Waktu cilik, selang klaksonmu menghela pagi.
Seperti pengingat akan datang sebuah hari.
Ibu-ibu yang telah bersolek keluar dengan cepat.
Membeli roti gandum isi coklat hitam atau keju kuning.
Untuk sarapan anak-anaknya setelah pulas di sarang.
Begitu nikmat buatan tanganmu.

Itu dulu.

Sekarang makin pahit saja olahanmu.
Aku berfikir.
Mungkin kau butuh sarapan untuk anak-anak.
Yang pulang kemarin senja.
Sedang bahan-bahan biang rotimu hilang.
Atau mungkin saja bos mu makin korup.
Tak peduli rasa yang penting laku
Dan kau kahirnya kejar setoran

Seperti esok tak ada harapan.
Dan  orang-orang telah lupa hakikat rasa.

Lambat laun, sapa menyapa.
Ekonomi merana dan buta.
Roti gerobak cuma kisah yang menghamba pada sejarah.

Seperti becak atau kereta kuda.