Pada siang hari, aku tidak bisa melihat kesedihan. Tapi,
pada malam hari, aku merasa kesedihan selalu mampu
menampakkan diri dan membelai kepalaku—membiarkan
aku tidur di pangkuannya sebagai anak kecil.
Televisi telah mengubah pikiranku.
Memejamkan mata berarti menjadi pencuri. Tidak
ada yang indah dalam hal-hal mudah. Dua mataku
akan berusaha selalu terjaga. Aku memilih hidup
sebagai penjahat yang ceroboh—cuma tahu melukai
hidup sendiri.
Pada pagi hari, aku tahu ada seorang mengusir mimpi
buruk dari matamu dengan ciuman. Kau terbit
sebagai warna paling cerah di taman.
“Jika kau ingin mengucapkan selamat tinggal,
lakukan seperti matahari tenggelam,” kataku
kepada diri sendiri.
Sampai ketemu besok pagi.
Lagi.