Tak ada hari
selain siang ini.
Mengetuk
penatnya gerak tubuh jadi peluh.
Sampai tiba
waktu dalam detik-detik memesona.
Dimana bahagia
yang sekejap menyapu lembut aliran darah-darah.
Hingga sore
kemarin aku menyentuh telapak tanganmu.
Mengucap salam
dan berbincang sedikit di depan taman.
Begitu
sumringahnya sore, walau hanya sebentar memadu senja.
Kini rasa yang
memuncak
perlahan
menyeluruh dalam
raga.
Langit setengah
mendung.
Dan kau pulang dengan seribu pertanyaan.
Memaksa masuk dalam
celah kepalsuan.
Lemah kata
malam,
aku tak akan
lupa pada selongsong senyummu.
Sore itu.