Langsung ke konten utama

Postingan

REKOMENDASI KAMU

KEPADA KESEDIHAN - M. Aan Mansyur

Pada siang hari, aku tidak bisa melihat kesedihan. Tapi, pada malam hari, aku merasa kesedihan selalu mampu menampakkan diri dan membelai kepalaku—membiarkan aku tidur di pangkuannya sebagai anak kecil. Televisi telah mengubah pikiranku. Memejamkan mata berarti menjadi pencuri. Tidak ada yang indah dalam hal-hal mudah. Dua mataku akan berusaha selalu terjaga. Aku memilih hidup sebagai penjahat yang ceroboh—cuma tahu melukai hidup sendiri. Pada pagi hari, aku tahu ada seorang mengusir mimpi buruk dari matamu dengan ciuman. Kau terbit sebagai warna paling cerah di taman. “Jika kau ingin mengucapkan selamat tinggal, lakukan seperti matahari tenggelam,” kataku kepada diri sendiri. Sampai ketemu besok pagi. Lagi.
Postingan terbaru

Di Saung tepi Siung

Bagiku, perjalanan adalah sebuah proses mengevaluasi. Di mana kita merenungkan dan merasakan apa yang terpenting dari menjalani hidup. Kita tak pernah tahu kapan harus terjatuh dan kembali bangkit. Kita tak pernah tahu kapan ombak melimbungkan sauh kapalnya. Tapi di setiap perjalanan, aku selalu menemukan cinta, kasih sayang dan harapan. Juga kebesaran-kebesaran Tuhan yang kadang terlupakan. Kala itu, di saung tepi Pantai Siung. Aku kembali mengingat impian yang telah lama terlarung. Menikmati dan mensyukuri debur samudera. Menyelami cahaya senja untuk esok dan cita-cita.

KETIKA AGAMA KEHILANGAN TUHAN

Dulu agama menghancurkan berhala. Kini agama jadi berhala. Tak kenal Tuhannya, yang penting agamanya. Dulu orang berhenti membunuh karena agama. Sekarang orang saling membunuh karena agama. Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang saling membenci karena beragama. Ajaran agama tak pernah berubah dari dulu, Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu. Lalu yang berubah apa ? MANUSIANYA !!! Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yang paling cerdas diantara orang-orang lainnya. Sekarang orang yang paling dungu yang tidak bisa bersaing dengan orang-orang lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama. Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian. Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang, karena diajarkan pemimpin agamanya untuk berdoa supaya lulus. Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan. Sekarang manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan-urusa...

Generasi Millennial Membaca Wiji Thukul

Memasuki kampus pada awal 2009, di sebuah lembaga tua yang melegitimasi ilmu pengetahuan dengan ijazah dan gelar itu, tidak nampak sebuah jargon “buku, pesta dan cinta” seperti yang dideskripsikan dalam buku-buku memoir para aktivis. Semua itu hanya selisih lima tahun dengan kematian aktivis HAM, Munir Said Thalib, dan terpaut sebelas tahun dengan tahun hilangnya Wiji Thukul, seniman sekaligus aktivis Partai Rakyat Demokratik. Pada tahun itu pula, persoalan perihal Munir tidak banyak diperbincangkan. Tidak ada munir di selasar sekretariat organisasi gerakan mahasiswa, tidak ada Thukul pula pada pojok-pojok kajian strategis. Ya, itu baru lima tahun selepas kepergian Munir. Lalu, apa daya kami untuk menangkap suara-suara sebelas tahun silam? Bagaimana nasib idealisme muluk pihak penuntut keadilan bagi para penyintas 65? Beberapa di antaranya seperti tulisan “Wiji Thukul dan Orang Hilang” yang menjadi salah satu bagian dalam buku “Dari Jawa Menuju Atjeh” ka...

Loji, Sanggabuana

Ini cerita tentang bagaimana saya mengenal kegiatan alam bebas. Kenapa harus alam bebas? Karena saya suka. Jangan kesal soalnya ini hanya tulisan iseng belaka.  Tapi menurut saya yang paling mengesankan adalah ketika kita flash back mengingat bagaimana kita mulai mencintai sesuatu. Dan tak ada salahnya bercerita, bukan? Pertama kali saya kenal mendaki itu sekitar tahun 2008. Waktu itu kami terinspirasi oleh kegiatan-kegiatan pramuka di zaman sekolah dulu, seperti mendirikan tenda, membuat api unggun, tali-temali, bernyanyi, berbaris dan sebagainya. Namun jujur saja, dulu saya tidak begitu berminat untuk menjadi sahabat pramuka sebab paling malas menghafal kode morse atau semapur. Lain hal dengan kegiatan cross country, itu sangat suka sekali. Akhirnya kami bertiga - anak piyik kemarin sore - merencanakan berkemah di alam bebas selama dua malam tiga hari di bukit Sanggabuana, Kerawang. Dengan peralatan pendaki amatir; Wajan, panci, tenda pramuka, lampu minyak petromaks, senter r...

Kelana

"Jangan berpikir tentang awalan dan akhiran.  Tapi lakukan bagaimana kita bisa menjalani awal hingga akhir kita sebagai manusia.  Saat kita berkelana, itulah kehidupan " - Ikhwan S Adiwira -

Ayat Tuhan

Kepada hari yang diguratkan malam. Kepada sepi yang berantah-antah datang. Bertamulah seseorang untuk meminta hajatnya yang bersemarak duka. Aku katakan dengan pelan sambil membawa air untuk mengisi kekosongannya. Janganlah bersedih. Janganlah berkecil diri. Kesendirian yang berlarut buih adalah sepi pembunuh jiwa.  Lalu menenggelamkan dalam ketakberdayaan  hingga enggan melakukan sesuatu walau sebatas apa.  Ia (sepi) membutakan mata kita pada harapan sekecil debu.  Ia membuat kita lupa kalau ada ketabahan, seperti tabahnya hujan di bulan juni. Maka jangan bersedih,  berkecil hati. Katakanlah dengan lemah lembut,  semoga aku tidak termasuk orang yang berputus asa  dan menjadi orang yang zalim atas diriku sendiri.  Lalu berikanlah kekuatan saat menjalani segala sesuatu dengan baik  untuk tidak menjadi sombong, dan tidak menjadi lemah dari musuh-musuh Mu. Sungguh, ini bukanlah sajakku melainkan pe...